Sejarah Melon Di Indonesia

Oleh: Steven Huels, General Manager, AI Business Unit, Red Hat Perubahan tidak sekadar konstan – melainkan penggerak di balik pertumbuhan...

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Telkomsel1: Mobile services: Telkomsel PraBayar | Telkomsel Halo | Telkomsel Lite | By.U | MyTelkomsel | Telkomsel Poin | Telkomsel Siaga | NSP1212 Home services: IndiHome (TV) | Telkomsel Orbit | Telkomsel One Other services: LinkAja2 | MAXStream | Telkomsel Enterprise | Kuncie | Telkomsel IoT | Langit Musik | Dunia Games | Fita

Telephone services: Global Call | TelkomSLI 007

In-house channels: SEA Today | Ruang Trampil | USee Prime | USee Sports | USee Sports 2 | USee Photo

Other services: Delima | T-Money | Telkom Solution

TelkomGroup: Telkom Metra (Metranet | Metra Digital Media) | TelkomSigma | AdMedika | FinNet | Telin | PINS | Patrakom | Infomedia Nusantara (Yellow Pages Indonesia) | Mitratel | TelkomProperty | Telkomcel | TelkomTelstra3 | Telkom Akses | Telkom Infra | Melon Indonesia

Defunct/former assets: Plasa.com | Blanja.com4 | TelkomVision5 | YesTV5 | Flexi | Speedy | T-Cash | simPATI | Kartu As | LOOP | Telkomsel Flash | TelkomNet Instan | Jalin Pembayaran Nusantara (Link)5

Notes 1Joint venture with Singtel. 2Joint venture with public banks (Bank Mandiri, BNI, BRI and BTN). It was taken over by Danareksa in 2023. 3Joint venture with Telstra Corporation. 4Joint venture with eBay. 5Telkom Indonesia's pay television business was acquired by Trans Media and replaced by Transvision on May 23, 2014.

Tanaman penghasil teh (Camellia sinensis) pertama kali masuk ke Indonesia tahun 1684, berupa biji teh (diduga teh sinensis) dari Jepang yang dibawa oleh seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer, dan ditanam sebagai tanaman hias di Batavia. F. Valentijn, seorang rahib, juga melaporkan tahun 1694, bahwa ia melihat tanaman teh sinensis di halaman rumah gubernur jenderal VOC, Camphuys, di Batavia.

Pada abad ke-18 mulai berdiri pabrik-pabrik pengolahan (pengemasan) teh[1] dan didukung VOC.

Setelah berakhirnya pemerintahan Inggris di Nusantara, pemerintah Hindia Belanda mendirikan Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani (1817). Pada tahun 1826 tanaman teh melengkapi koleksi Kebun Raya, diikuti pada tahun 1827 di Kebun Percobaan Cisurupan, Garut, Jawa Barat. Dari sini dicoba penanaman teh dalam skala luas di Wanayasa (Purwakarta) dan lereng Gunung Raung (Banyuwangi).[2]

Karena percobaan ini dianggap berhasil, mulailah dibangun perkebunan skala besar yang dipelopori oleh Jacobus Isidorus Loudewijk Levian Jacobson, seorang ahli teh, pada tahun 1828 di Jawa. Ini terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal van den Bosch. Teh pun menjadi salah satu tanaman yang terlibat dalam Cultuurstelsel.

Teh kering olahan dari Jawa tercatat pertama kali diterima di Amsterdam tahun 1835.[2] Setahun berikutnya, dilakukan swastanisasi perkebunan teh.

Teh jenis assamica mulai masuk ke Indonesia (Jawa) didatangkan dari Sri Lanka (Ceylon) pada tahun 1877, dan ditanam oleh R.E. Kerkhoven di kebun Gambung, Jawa Barat (sekarang menjadi lokasi Pusat Penelitian Teh dan Kina. Karena sangat cocok dan produksinya lebih tinggi, secara berangsur pertanaman teh sinensis diganti dengan teh assamica, dan sejak itu pula perkebunan teh di Indonesia berkembang semakin luas. Pada tahun 1910 mulai dibangun perkebunan teh pertama di luar Jawa, yaitu di daerah Simalungun, Sumatera Utara.[2]

Menjelang PD II - Perdagangan teh memberikan keuntungan besar bagi kas negeri pemerintah kolonial (berkantor di Amsterdam dan Roterdam).-Terdapat 324 perusahaan (259 perusahaan di Jawa Barat atau 78%)